Senin, 02 Agustus 2010

AIDS PADA ANAK

PENGOBATAN HIV DAN AIDS PADA ANAK-ANAK
October 19th, 2009 by evelyn

Apakah Itu Pengobatan AIDS untuk Anak?

Seperti orang dewasa, anak terinfeksi HIV dapat mengembangkan AIDS. Kelanjutan ke masa AIDS bisa lebih cepat untuk anak. Namun juga seperti orang dewasa, anak dapat diobati, baik dengan terapi antiretroviral atau untuk infeksi oportunistik. Dan pada akhirnya, perawatan dan pengobatan paliatif harus diberikan pada anak agar mereka tidak terlalu menderita rasa sakit.

Cara terbaik untuk mencegah atau mengobati IO adalah dengan ART. Namun jika terapi ini tidak mungkin diperoleh, masih ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memperpanjang hidup anak dengan HIV, maupun meningkatkan mutu hidupnya.

Pemeriksaan oleh Dokter

Anak yang terinfeksi HIV sebaiknya diperiksa dokter sedikitnya setiap tiga bulan sampai usia dua tahun, dan selanjutnya setiap enam bulan. Pada kunjungan ini, dokter harus memantau keadaan, dan mengobati gejala yang muncul.

Anak yang bergejala harus diperiksa lebih sering, tergantung keadaan klinisnya. Secara umum, diusulkan anak tersebut diperiksa setiap bulan. Penting untuk menilai keadaan gizinya pada kunjungan ini. Sedikitnya, anak diperiksa pada akhir masa pengobatan untuk menilai dampaknya.

Pengobatan Penunjang

Kekurangan vitamin A adalah umum pada anak dengan HIV, dan ini meningkatkan kemungkinan akan muncul infeksi. Dosis tunggal suplemen vitamin A diusulkan setiap enam bulan.

Jika mungkin ada kekurangan zat besi atau asam folat (yang dapat menyebabkan anemia), memberi suplemen yang mengandung zat tersebut.

Pencegahan Infeksi Oportunistik

Sebaiknya diberi obat untuk mencegah PCP pada semua anak yang dalam keadaan berisiko tertular HIV, yaitu bila ibunya terinfeksi, dari usia enam minggu untuk informasi lebih lanjut mengenai profilaksis kotri untuk bayi dan anak). Jika ternyata anak tidak terinfeksi, pencegahan tersebut dapat dihentikan. Obat ini juga akan mencegah infeksi tokso

Semua anak yang berhubungan dengan pasien TB aktif (terutama yang di bawah usia dua tahun), dan mereka yang menunjukkan tanggapan pada tes kulit TB, sebaiknya diberikan obat pencegahan untuk TB, kecuali jika didiagnosis TB aktif.

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif adalah perawatan yang meringankan penderitaan penyakit atau pada tahap yang tidak dapat disembuhkan. Perawatan tersebut mungkin dibutuhkan dari masa bayi dan untuk bertahun-tahun untuk beberapa anak, sementara yang lain baru memerlukan setelah mereka lebih tua, dan untuk jangka waktu yang singkat.

Sebagian besar anak dengan penyakit parah dirawat di rumah. Orang tuanya adalah bagian dari tim merawat serta bagian keluarga yang membutuhkan dukungan. Sebagai perawat primer anak, mereka harus terlibat dalam tim perawatan – diberikan informasi, kesempatan untuk membahas rencana pengobatan, keterampilan yang dibutuhkan, dan diyakinkan bahwa nasihat dan dukungan tersedia 24 jam.

Anak-anak sering mengalami kesulitan untuk memakai banyak obat-obatan. Dosis harus disesuaikan dengan berat badan anak. Obat sebaiknya ditelan jika mungkin, dan anak diberi pilihan antara tablet utuh atau dibuat puyer, atau cairan.

Pengobatan Rasa Nyeri (Sakit)

Strategi pengobatan bertahap untuk rasa nyeri yang parah, yang disebut ‘jenjang analgetik’, tetap cocok untuk anak. Langkah pertama pada jenjang tersebut meliputi pengobatan dengan obat non-narkotik, misalnya aspirin atau parasetamol. Langkah kedua memberikan obat narkotik ringan, misalnya kodein. Jika pasien masih merasa nyeri, langkah ketiga memberikan opioid sedang atau berat, biasanya morfin. Sayang, sebagian besar dokter belum berpengalaman meresepkan morfin untuk anak, dan sering terlalu berhati-hati. Dengan pengobatan yang sesuai, rasa nyeri yang berat hampir selalu dapat ditangani, dan seharusnya tidak ada pasien yang terlalu menderita akibat rasa nyeri.

Anak kecil sering tidak dapat langsung menunjukkan tingkat rasa sakitnya. Ada gambar yang dapat dipakai untuk menilai tingkat rasa nyeri pada anak; gambar ini bisa diminta dari dokter anak.

Makanan

Jika ada kesulitan memberi makanan pada anaknya, banyak orang tua merasa sangat bingung, sehingga mungkin mereka merasa tidak berhasil sebagai orang tua. Menghirup dan memakan adalah bagian dari perkembangan anak, dan memberi kenyamanan, kebahagiaan, dan perangsang. Masalah ini harus dipertimbangkan bersama dengan masalah medis dan praktis si anak terkait dengan makanan.

Masalah makanan sering dipersulit dengan rasa mual dan muntah. Obat yang dipakai untuk menghadapi masalah ini pada orang dewasa juga sering dapat dipakai oleh anak-anak.

Dukungan untuk Keluarga

Keluarga membutuhkan dukungan dari saat anaknya didiagnosis dan selama pengobatan, bukan hanya pada waktu penyakit sangat lanjut. Setiap keluarga adalah berbeda, dengan kekuatan dan keterampilan untuk menangani yang berbeda. Kebutuhan kakak-adik dan nenek-kakek juga harus diperhatikan. Mungkin harus dipertimbangkan ketersediaan kelompok dukungan sebaya untuk keluarga yang mengasuh anak dengan HIV.

Garis Dasar

Anak dengan HIV perlu pengobatan seperti orang dewasa. Sebagian besar pengobatan orang dewasa cocok untuk anak, walaupun belum ada banyak penelitian terhadap efek samping atau dosis. Jelas takarannya harus disesuaikan dengan berat badan, sehingga takaran mungkin harus disesuaikan setiap beberapa bulan.

Anak yang HIV-positif sebaiknya diobati oleh dokter spesialis anak dengan pengalaman menatalaksanakan HIV, dan diperiksa dokter secara berkala.

Seperti dengan orang dewasa, tidak ada alasan anak harus menderita rasa nyeri yang berlebihan. Anak dapat diberikan obat penawar nyeri, sampai dengan morfin.

Keluarga anak dengan AIDS membutuhkan banyak dukungan, apa lagi jika orang tua sendiri terinfeksi HIV.

PENGOBATAN AIDS PADA ANAK

PENGOBATAN HIV DAN AIDS PADA ANAK-ANAK
October 19th, 2009 by evelyn

Apakah Itu Pengobatan AIDS untuk Anak?

Seperti orang dewasa, anak terinfeksi HIV dapat mengembangkan AIDS. Kelanjutan ke masa AIDS bisa lebih cepat untuk anak. Namun juga seperti orang dewasa, anak dapat diobati, baik dengan terapi antiretroviral atau untuk infeksi oportunistik. Dan pada akhirnya, perawatan dan pengobatan paliatif harus diberikan pada anak agar mereka tidak terlalu menderita rasa sakit.

Cara terbaik untuk mencegah atau mengobati IO adalah dengan ART. Namun jika terapi ini tidak mungkin diperoleh, masih ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memperpanjang hidup anak dengan HIV, maupun meningkatkan mutu hidupnya.

APA SEBENARNAYA AIDS ITU

Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara.[4] Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.[5] Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.[5] Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.[6]

Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Terkadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (

Bahaya AIDS

AIDSAIDS adalah singkatan dari ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SIDS adalah singkatan dari ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME.
AIDS adalah penyakit menular yang disebablan oleh virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Penderita penyakit itu meniggal tidak semata-mata karena virus tersebut, tetapi juga karena terkana penyakit lain yang dapat diatasi seandainya virus tersebut tidak merusak system kekebalan tubuh.

Cara penularan AIDS antara lain:
1. Hubungan seks
2. Alat suntik (jarum suntik yang tercemar)
3. Melalui transfuse darah yang tercemar
4. Infeksi dari ibu yang mengidap penyakit tersebut kepada anak yang dikandungnya
5. Bayi yang dilahirkan akan mengidap penyakit teersebut dari lahir

Gejala:
Rasa lelah yang berkepanjangan
• Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan
• Berat badan yang turun secara menyolok
• Pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, lipatan paha) tanpa sebab jelas
• Bercak merah kebiruan
yang ada pada kulit (kanker kulit)
• Sering demam (lebih dari 38 °C)
yang disertai keringat malam tanpa sebab yang jelas
• Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab jelas

Kelompok yang beresiko tinggi terjangkit penyakit tersebut adalah: Semua kelompok orang yang suka berganti pasangan seks.
YNDROME.
AIDS adalah penyakit menular yang disebablan oleh virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Penderita penyakit itu meniggal tidak semata-mata karena virus tersebut, tetapi juga karena terkana penyakit lain yang dapat diatasi seandainya virus tersebut tidak merusak system kekebalan tubuh.

Cara penularan AIDS antara lain:
1. Hubungan seks
2. Alat suntik (jarum suntik yang tercemar)
3. Melalui transfuse darah yang tercemar
4. Infeksi dari ibu yang mengidap penyakit tersebut kepada anak yang dikandungnya
5. Bayi yang dilahirkan akan mengidap penyakit teersebut dari lahir
Peran Dokter Indonesia dalam
Penanggulangan Epidemi HIV-AIDS di Indonesia



Saat ini sudah waktunya upaya peningkatan program penanggulangan HIV-AIDS yang komprehensif sehingga dapat berpengaruh secara nyata dan optimal dalam penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia, termasuk keterlibatan peran organisasi profesi kesehatan, seperti IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS secara nasional.

Selain adanya percepatan epidemi HIV, Indonesia juga menghadapi masalah epidemi pengunaan napza (narkoba dan zat adiktif), yang masih menjadi kontribusi utama penularan HIV, selain itu adanya peningkatan transmisi dari blood-borne virus, seperti penularan virus hepatitis B dan C, serta HIV.

Perluasan transmisi semakin kompleks karena penularan seksual yang tidak dapat dihentikan, karena rendahnya pemakaian kondom pada seks berisiko.

Dampak epidemi HIV-AIDS tidak mudah ditanggulangi, adanya masalah koinfeksi pada orang-orang yang terkena HIV. Problema koinfeksi HIV dengan HCV, HBV, TB, serta penyakit infeksi lainnya mendorong penanganan yang lebih komprehrensif. Koinfeksi tidak saja dapat memperburuk status kesehatan orang dengan HIV, juga HIV itu sendiri mempercepat situasi dampak buruk infeksi lainnya.

Pada umumnya tenaga profesi kesehatan di Indonesia belum siap menghadapi epidemi HIV dengan problema koinfeksinya, sehingga diperlukan advokasi untuk pengembangan kurikulum kedokteran dan pendidikan dokter berkelanjutan (Continuing Professional Development) yang dapat meningkat kompetensi dokter Indonesia dalam mengenali dan menangani koinfeksi HIV dengan pathogen lainnya.

Selain itu penularan HIV semakin meluas ke pasangan seksnya (isteri) dan anaknya. Pada umumnya ketahanan hidup anak dengan HIV juga masih buruk.

Semua permasalahan ini mendorong Ikatan Dokter Indonesia untuk meningkatkan perannya dalam penanggulangan HIV di Indonesia. Peran yang perlu dijalani sebagai organisasi profesi adalah selain mendorong para anggotanya – para dokter yang bekerja di wilayah Indonesia – untuk tidak saja lebih peduli, tetapi juga terlibat aktif dalam upaya penanggulangan yang bersifat komprehensif dan kontinyu, yaitu dari upaya pencegahan, diagnosis, pengobatan serta dukungan psiko-sosial. Diharapkan tidak perlu terjadi lagi perilaku yang diskriminatif dan stigmatisasi oleh profesional kesehatan dalam hal yang terkait dengan HIV-AIDS.